GERABAH BALONGAN

    Gerabah Balongan berada di Desa Balongmulyo,Kec.Kragan ,sekitar 2 KM ke arah timur Desa Plawangan.Hal menarik di Desa Balongmulya adalah memiliki kemampuan membuat gerabah.Kerajinan dan teknologi gerabah di Desa Balongmulyo jauh lebih awal sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia.Pada 500 tahun sebelum masehi warga desa Balongan sudah mengenal pengetahuan tentang gerabah dan juga gerabah Balongan sudah digunakan untuk tempat mayat.Pada tahun sekitar 1800 sudah ada gerabah Balongan,disana ditemukan kerangka manusia di tempayan,dan katanya kerangka tersebut adalah saudara sebangsawan.Dan sekarang ini ada 55 KK perajin gerabah di Desa Balongmulyo dari 650 KK,dan penyebab perajin gerabah di Desa Balongmulyo berkurang karena ada kesan negatif terhadap pembakaran dan kesannya kotor dan juga banyak sekali perajin yang keluar daerah untuk mencari pekerjaan.Perajin gerabah di Desa Balongan umumnya Ibu rumah tangga,mereka membuatnya sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu pemasukan keuangan rumah tangga.Dan istilah pekerja pembuat gerabah di Desa Balongmulyo disebut Kundi.

    Di Desa Balongmulyo terkenal dgn pantainya yang indah tetapi disana juga memiliki kemampuan membuat gerabah.Ada beberapa jenis gerabah yang dibuat diantaranya adalah wajan,cobek,dandang,kekep,ngaron,padasan,gentong,cendil dan pot.Gerabah tersebut dipakai untuk alat memasak dan ada juga yang digunakan untuk wadah ari" bayi.Dan alat" yang digunakan untuk membuat gerabah juga masih sangat tradisional diantaranya seperti Medok(alat untuk memukul gerabah),Kerikan(untuk mengambil tanah  yang tidak sesuai),Sangkir(untuk merapikan gerabah bagian bawah).
             jenis-jenis gerabah yg dibuat
                cara pembuatan gerabah
Pembuatan gerabah membutuhkan waktu yang lama sekitar 4 hari,waktu tersebut digunakan untuk mengambil tanah liat dan mengambil pasir.Kemudian,mulai membuat gerabah dengan mencampur tanah liat, pasir dan air lalu di injak menggunakan karung(goni) setelah tercampur rata kemudian mulai di bentuk.Lalu dikeringkan dan diwarnai /diberi corak dengan Puru(tanah berwarna merah) ,setelah itu dibakar dengan kayu atau jerami dan para perajin gerabah masih melakukannya dengan cara tradisional dan para perajin gerabah bisa membuat 30 gerabah dalam sehari.Cara penjualan gerabah di Desa Balongmulyo yaitu dijual ke pedagang di Lasem,Pamotan,Jati rogo dan juga para pembeli datang langsung ke rumah perajin gerabah.Perajin gerabah menjual gerabah dengan harga Rp.2000 (mentahan) dan perharinya bisa membuat 30 gerabah,jadi para perajin gerabah mendapatkan penghasilan sekitar Rp.40.000 itu pun pencairan pembayarannya sekitar 10 hari.

    Jadi perajin gerabah di Desa Balongmulyo dalam pembuatan gerabah masih sangat tradisional dan alatnya pun juga masih sangat tradisional.Dan proses pembuatannya juga tidak mudah para perajin membutuhkan waktu sekitar 4 hari untuk menyelesaikannya.Namun,waktu lama pembuatan gerabah tersebut tidak sebanding dengan harganya,para perajin menjual gerabah sekitar Rp.2000(mentahan) dan itupun pencairan penjualannya juga lama.
      Untuk meningkatkan dan memajukan kerajinan gerabah di Desa Balongmulyo para perajin harus mempunyai strategi" ,seperti Sumber Daya Manusia(memiliki jiwa wirausaha,percaya diri dan jujur),penajaman produk,saluran distribusi,dan intropeksi dari pemerintah.Maka pemerintah juga harus aktif dalam meningkatkan kerajinan gerabah di Desa Balongmulyo dengan cara seperti, membuat pameran gerabah dan mungkin bisa membuat hari khusus untuk mengenal sejarah gerabah di Desa Balongmulyo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGARUH WISATA KARANG JAHE DALAM PERUBAHAN SOSIAL

Integrasi Sosial Dengan Tema Media Rempah Yang Ada Di Ruang Pamer SMA N 1 PAMOTAN.

REMPAH-REMPAH DI INDONESIA DAN MANFAATNYA